Jumat, 10 Desember 2010

Kenalkan Kompetisi sejak Dini

Kenalkan Kompetisi sejak Dini

Senin, 6 Desember 2010 - 11:36 wib
Detail Berita
(Foto: gettyimages)
ORANGTUA sebaiknya mengenalkan kompetisi kepada anak sejak dini. Selain untuk menghadapi persaingan di masa depan, kompetisi juga memiliki berbagai manfaat lain. Apa saja?

Bagi anak, kompetisi merupakan suatu kegiatan yang memiliki manfaat yang beragam. Dikatakan oleh psikolog keluarga dari Kasandra & Associates, Kasandra Putranto MPsi, bahwa banyak cara melatih anak untuk berkompetisi, di antaranya dengan memberi kesempatan anak mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangannya.

“Dengan berkegiatan yang positif, anak pun dilatih untuk belajar berkompetisi dengan lingkungan sekitarnya. Kompetisi memberi dampak yang positif untuk anak,” paparnya.

Kasandra menyarankan untuk mengenalkan kompetisi sejak dini. Pengenalan ini bisa dimulai sejak anak berusia 4 tahun. Sebenarnya tanpa disadari, kompetisi sudah menjadi bagian hidup di kalangan anak-anak. Kompetisi ini pun bisa dilakukan dengan berbagai cara yang menyenangkan. Misalnya, saat anak makan dan orangtua mengucapkan “Siapa yang pertama kali bisa menghabiskan makan, nanti boleh makan es krim lebih banyak” atau ”Siapa yang bisa membereskan mainan terlebih dahulu, boleh main PS”.

“Nah,trik kompetisi seperti ini nantinya akan dijadikan alat oleh anak sebagai cara untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka pun akan senang menunjukkan kepandaiannya,” ungkap dia dalam acara jumpa pers “Jagoan Cerdas Indonesia 2011 bersama Clevo”.

Dalam berkompetisi kenalkan pada anak istilah menang atau kalah. Di saat menang, jelaskan kepada anak bahwa itu berarti anak telah berhasil melewati tantangan yang diberikan dan membantunya mengembangkan kepercayaan dirinya. Dengan begitu, orangtua juga sudah mempersiapkan anak untuk menjadi anak yang tangguh di masa yang akan datang, di mana kompetisi semakin banyak ditemukan saat dia besar nanti sehingga anak pun sudah berani bersaing dengan lingkungan yang lebih luas lagi.

“Berkompetisi juga akan memberi pengalaman sebanyak-banyaknya dan kesempatan untuk banyak mencoba kepada anak,” kata psikolog yang berpraktik di kawasan Kramat Pela ini.

Dengan begitu, anak pun mulai belajar dari pengalaman dan mereka jadi lebih percaya diri. Selain itu, kompetisi juga memberi dorongan positif untuk terus menjadikan anak unggul dibanding dengan teman-teman seusianya.

Namun, orangtua juga harus ingat bahwa tujuan mendidik anak berkompetisi bukan untuk saling bersaing agar anak selalu nomor satu sehingga mereka tidak memiliki rasa setia kawan dengan teman-temannya. Di sinilah peran orangtua dibutuhkan dalam mengenalkan kompetisi adalah cara yang memberi dampak positif. Orangtua memiliki peran penting untuk memperhatikan batasan-batasan yang tidak boleh anak lakukan.

“Jangan pernah mengajarkan anak untuk membanding-bandingkan mereka dengan yang lain,” sarannya.

Dengan kompetisi, anak dapat melihat langsung, keberhasilan dan kegagalan yang nantinya akan mereka hadapi. Memang tidak mudah mengenalkan kompetisi kepada anak, terutama di saat anak berkompetisi dan harus berjiwa besar saat harus menerima kekalahan dalam berkompetisi. Saat anak menghadapi kekalahan dalam sebuah kompetisi, sebaiknya orangtua memberi semangat dengan mengatakan bahwa apa yang dia tampilkan sudah maksimal.

“Ingatkan kepada anak bahwa kekalahan bukan berarti anak tidak mampu melakukan dengan baik, namun bisa berarti ada anak lain yang punya kemampuan lebih baik dari dirinya dan jadikan kekalahan sebagai cara agar anak lebih baik lagi ke depannya,” papar pengamat anak Dr Seto Mulyadi Spi Msi,yang akrab disapa Kak Seto ini.

Kak Seto menyarankan agar memberikan penghargaan terhadap pencapaian anak walaupun anak tidak menang dalam suatu kompetisi. Karena dengan begitu, akan membantu anak untuk tidak mudah putus asa serta tetap memiliki semangat juang untuk terus mencoba berkompetisi.

“Ingat, kompetisi dikenalkan sejak dini untuk kebutuhan tahap kembangnya. Jangan sampai anak terbebani dengan mengikuti kompetisi,” ungkap Kak Seto.
(Koran SI/Koran SI/ftr) Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar