Rabu, 01 Desember 2010

Naik

Naik

Rabu, 01/12/2010 10:18 WIB | email | print | share

Seekor orang utan tampak asyik bergelantungan di sebuah dahan pohon. Hutan tropis itu memang setia menyediakan berbagai buahan yang dibutuhkan jenis kera berukuran besar ini.
Persoalannya, hewan ini tidak pernah berpikir untuk puas dengan makanan yang ada di dekatnya. Ia selalu mencari dan mencari aneka buahan yang belum pernah ia coba sebelumnya. Walaupun, itu berada di pohon yang tinggi sekali.
Bagi si orang utan, ketinggian pohon bukan hal yang mesti ia perhatikan. Nafsu untuk meraih buah baru nan segar dan menarik, kerap membuatnya melupakan soal ketinggian pohon. Ia terus naik...dan naik, bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lain.Dari pohon yang tidak tinggi ke yang tinggi, dan yang lebih tinggi lagi.
Suatu kali, ketika sang orang utan sedang asyik menikmati buah segar di sebuah pohon yang tinggi, seekor burung kakak tua menyapa. “Hai orang utan, apa kau selalu naik ke pohon yang lebih tinggi hanya untuk mencari buah baru?”
Sang orang utan pun menoleh ke arah burung kakak tua yang tidak berada jauh dari dahan yang ia rangkul. “Ya, aku selalu tertantang untuk mencoba aneka buah baru, walaupun di pohon yang lebih tinggi dari biasanya,” jawab si orang utan.
“Apa kamu tidak takut terjatuh dari sebuah ketinggian yang luar biasa?” tanya si kakak tua.
“Takut jatuh dari ketinggian? Aku tidak pernah merasakan sesuatu yang mengkhawatirkan dari sebuah ketinggian. Bagiku, semua pohon sama saja,” jawab si orang utan.
“Apa kamu pernah menoleh ke bawah dari atas pohon ini?” tanya si kakak tua lagi. Hal itu akhirnya ditanyakan kakak tua karena pohon itu adalah yang tertinggi dari pohon yang ada di hutan tropis itu. Hampir tidak ada hewan yang tak bersayap berada di puncak ketinggian pohon itu.
Mendapati pertanyaan si kakak tua, orang utan pun tersadar, kalau selama ini ia memang tidak pernah menoleh ke bawah. Pandangannya selalu tertuju ke atas, ke arah buahan baru yang akan ia raih.
Dan, betapa terkejutnya si orang utan ketika menoleh ke bawah. ”Hiii, kenapa aku setinggi ini? Bagaimana aku bisa turun?” ujar si orang utan ketika melihat benda-benda di bawah sana yang terlihat seperti batu-batu kecil yang sulit dikenali. Ia pun bergidik ketakutan. Rangkulannya pada dahan kian kuat, hingga membuat otot-ototnya sulit digerakkan.
“Hai orang utan, perhatikanlah suasana bawah ketika kamu ingin naik di sebuah ketinggian. Karena suatu saat, kamu pasti turun dan tidak selamanya berada di puncak ketinggian,” ucap burung kakak tua sambil terbang meninggalkan orang utan yang ketakutan.
**
Mengejar karir yang terus menaik, jabatan-jabatan tinggi, kerap membuat sebagian kita terbius dengan obsesi yang tidak pernah mengenal puas itu. Hingga kita pun lupa kalau sudah berada sangat jauh dengan suasana bawah yang di situlah nanti kita akan turun.
Kenapa tidak disiapkan anak-anak tangga yang bisa ditapaki secara wajar. Agar di saat akan turun kelak, kita tidak takut dan bingung, apalagi sampai terjatuh. (muhammadnuh@eramuslim.com)
 
 
 

Tafakur Lainnya

  • Remora
    Senin, 15/11/2010 10:10 WIB
  • Penjara
    Selasa, 09/11/2010 08:24 WIB
  • Beban
    Selasa, 02/11/2010 20:53 WIB
  • Spion
    Senin, 25/10/2010 10:15 WIB
  • Ucapan
    Senin, 18/10/2010 09:56 WIB
  • Pahala
    Rabu, 15/09/2010 08:43 WIB
  • Lomba
    Selasa, 24/08/2010 15:17 WIB
(Arsip) (Ke Atas)
Tafakur
berbagi kesederhanaan hikmah kehidupan
 
 


 
 
 

PELUANG

 
 
 




BMI Padang Targetkan 2 Kantor Lagi di 2011
Bank Muamalat Indonesia Cabang Padang menargetkan untuk membuka dua kantor lagi di tahun 2011 mendatang.  Dua kantor tersebut terdiri dari satu kantor cabang pembantu di Pasa...
Nelly Sumarni : Gempa Berpengaruh Terhadap Pendapatan BMI
Gempa yang melanda Sumatra Barat pada 30 September 2009 lalu memang telah meluluhlantakkan kota Padang pada khusunya. Hampir seluruh gedung di pusat kota Padang rusak bahkan h...
BI Dukung Pertumbuhan Industri Perbankan Syariah Sumbar
Bank Indonesia wilayah Sumatra Barat terus berupaya untuk mendorong perbankan syariah di wilayah Sumatra Barat. Secara nasional pada tahun 2010 share perbankan syariah Sumatra...
Contoh Kerja Sama Apik Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Syariah Mandiri (BSM) muncul sebagai salah satu bank syariah terbesar di Indonesia. Dukungan sang induk, Bank Mandiri, tak bisa dipungkiri, berperan besar dalam ‘membes...
 
 
 
 
 
Education 
Corner

Berprasangka Baik Pada Anak

Dengan tatapan aneh Haris memandang tetangganya itu, nampak sedang memikirkan sesuatu. Ajaib, sebentar kemudian anak inipun berdiri, nampak sudah lebih tenang, mengangkat kursi yang terjatuh, mendorongnya sambil matanya menatap ibunya.
 
Dompet Peduli 
Kemanusiaan

Dr. Indah SPKK, Rawat Pasien dengan Senyum Indah

Ketika ditanya apa alasannya mau menjadi relawan di LKC, Dokter Indah menjawabnya dengan senyuman. "Motivasinya hanya untuk berbagi dengan sesama."
 
Dompet Peduli Kemanusiaan

Seribu Paket Pendidikan dari Tupperware

Yogyakarta, sejumlah korban erupsi Merapi yang kini berada di kamp-kamp pengungsian yang tersebar di empat kabupaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta, khususnya anak-anak usia sekolah kini berbahagia.
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar