Sabtu, 11 Desember 2010

Pria yang Menikah Punya Perilaku Lebih Baik

Pria yang Menikah Punya Perilaku Lebih Baik

E-mail Print PDF
Mereka cenderung hidup lebih lama, kurang mengalami depresi atau terkena penyakit jantung, dan stroke
Hidayatullah.com-- Pria cenderung akan bersikap lebih baik saat mereka menikah. Hal itu terjadi karena pernikahan tampaknya membantu pria memperbaiki sikap mereka.

Dan pria yang punya sikap lebih baik cenderung menjadikan pernikahan sebagai hal utama, menurut penelitian di Amerika Serikat.

S. Alexandra Burt dan koleganya di Universitas Negeri Michigan juga menemukan bahwa pria yang kurang punya perilaku yang buruk cenderung akhirnya akan menikah, sebagaimana dikutip dari Reuters Life!

Di antara pria-pria yang menikah beberapa menunjukkan bahwa tanda perilaku-perilaku buruk --terutama tindakan yang berhubungan dengan penyakit antisosial, seperti perilaku kriminal, berbohong, agresif dan kurang punya belas kasihan-- berkurang setelah mereka mengikat diri dalam pernikahan.

Burt mengatakan bahwa pria yang menikah "pada awalnya bukanlah seorang yang antisosial dan bahkan setelah mereka menikah sikap antisosial itu makin berkurang."

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam "Archives of General Psychiatry" edisi Desember, Burt dan koleganya meneliti 289 pasang pria kembar selama 12 tahun, sejak usia 17 hingga 29 tahun. Lebih dari separuhnya adalah kembar identik.

Pria yang menikah selama masa penelitian tersebut, sekitar 60 persen dari mereka menunjukkan sikap antisosial lebih sedikit pada usia 17 dan 20, menunjukkan bahwa pria dengan sikap seperti itu cenderung akan kurang menempatkan pernikahan di tempat utama.

Pada usia 29 tahun, pria yang tidak menikah memiliki rata-rata memiliki 1,3 sikap antisosial, dibanding dengan 0,8 di antara pria-pria yang menikah.

Namun, di antara kembar identik dengan satu orang menikah dan yang lain tidak menikah, pria yang menikah didapati memiliki sikap antisosial yang lebih sedikit dibanding kembarannya yang tidak menikah.

Dalam kasus kembar identik dengan gen dan suasana masa kecil yang sama sehingga cenderung untuk menghasilkan sikap antisosial yang sama, penelitian ini mengindikasikan bahwa pernikahan membantu untuk membuang perilaku buruk tersebut.

Masih belum jelas mengapa pria dapat memperbaiki kelakukan mereka setelah menikah, kata Ryan King dari Universitas Albany yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Pria yang menikah menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangannya dibanding dengan teman-temannya, dan perilaku buruk seperti kejahatan dan minum minuman keras cenderung menjadi aktivitas kelompok, katanya.

Ditambah lagi, pria yang menikah "akan lebih banyak kehilangan" bila mereka tertangkap karena aktivitas ilegal dan lebih peduli terhadap apa yang dipikirkan oleh pasangannya.

"Tidak setiap orang memiliki kemungkinan yang sama untuk menikah, namun mereka yang menikah mendapatkan manfaat dari pernikahan tersebut," kata King.

Hasil penelitian itu membantu menjelaskan temuan dari penelitian lain yang menunjukkan bahwa pria yang menikah melakukan lebih sedikit tindakan kriminal.

Penelitian baru-baru ini contohnya, menunjukkan bahwa pernikahan berhubungan dengan penurunan 35 persen tindakan kriminal.

Penelitian juga menemukan bahwa orang yang menikah cenderung lebih sehat dibanding masih saat masih sendiri, meski penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa keuntungan kesehatan karena pernikahan masih belum jelas.

Namun mereka yang menikah cenderung hidup lebih lama, kurang mengalami depresi atau terkena penyakit jantung dan stroke. [ant/hidayatullah.com]

Jabat Tangan Dapat Tunjukkan Usia Seseorang?

Jabat Tangan Dapat Tunjukkan Usia Seseorang?

E-mail Print PDF
Kekuatan cengkeraman dan kemampuan untuk bangkit dari kursi menunjuk resiko kematian yang dimiliki seseorang

Hidayatullah.com--Kekuatan jabat tangan Anda bisa menjadi petunjuk berapa lama Anda akan hidup, ujar para ilmuwan dari Universitas College, London. Jabatan tangan ini menggambarkan keseimbangan hidup orang berusia tua, kekuatan cengkeraman dan kemampuan untuk bangkit dari kursi menunjuk pada resiko kematian yang dimilikinya. Mereka yang melakukan semua itu dengan lebih baik kemungkinan besar akan hidup lebih lama, British Medical Journal melaporkan.

Diharapkan melalui tes sederhana ini dapat membantu para dokter untuk menemukan spot ‘yang beresiko’ pada pasien. Sejalan dengan waktu hal ini bisa menjadi relevan bagi orang muda untuk mendapatkan obat pencegahannya. Penelitian yang dilaksanakan di Medical Research Council yang didanai oleh unit Lifelong Health and Ageing, dikombinasikan dengan hasil lebih dari 30 proyek penelitian sebelumnya, dan melibatkan puluhan ribu orang yang melihat ‘kemampuan fisik’ dan kematian.

Mereka yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar berusia di atas 60 tahun, dan tinggal di dalam komunitas masyarakat bukan di rumah sakit maupun di rumah perawatan. Para peneliti menemukan bahwa angka kematian selama periode penelitian adalah 67% lebih tinggi pada orang dengan kekuatan cengkeraman terlemah dibandingkan dengan cengkeraman yang kuat.

Kesimpulan ini berdasarkan 33 studi dari seluruh dunia, termasuk lebih dari 50.000 orang laki-laki dan wanita yang diikuti selama hamper 43 tahun.  

Pola serupa ditemukan dalam penelitian lain, dimana pejalan kaki yang melangkah paling lambat hampir tiga kali lebih mungkin meninggal dibandingkan yang berjalan paling cepat. Mereka yang paling lambat bangkit dari kursi, dua kali lipat tingkat kematian dibandingkan dengan mereka yang bangkit dengan cepat dari tempat duduk saat berdiri.

Bahkan menyeimbangkan diri dengan menggunkaan satu kaki tampaknya juga dihubungkan dengan penurunan resiko kematian. Meskipun kelemahan cengkeraman yang dibarengi dengan penyakit dan kesehatan yang menurun secara keseluruhan dapat menjelaskan banyak perbedaan, dalam hal kekuatan perbedaan pegangan tangan, tingkat kematiannya adalah nyata bahkan pada beberapa orang di bawah usia 60 tahun yang secara fisik tidak menunjukkan tanda-tanda adanya masalah kesehatan.

Profesor Avan Aihie Sayer, seorang geriatrician dan wakil penulis studi yang dilakukan Southampton University, mengatakan bahwa dirinya saat ini mendorong penggunaan yang lebih luas akan tindakan menggenggam tangan pasien di rumah sakit sebagai cara menyelamatkan para pasien dengan masalah kesehatan yang lebih serius.

Sayer mengatakan, Salah satu bagian terbaru dari penelitian yang dilakukan di rumah sakit menemukan bahwa perbedaan dalam kekuatan cengkeraman bahkan terkait dengan lamanya tinggal di rumah sakit, dan menjadi sebuah penemuan yang cukup penting.

Saat ini kita sedang membicarakan orangtua yang lemah, tetapi dengan waktu yang ada hal ini menjadi relevan bagi mereka yang muda untuk menjadi obat pencegahan.

Sayer mengatakan beberapa studi menyarankan mungkin saja untuk mengidentifikasi perbedaan yang signifikan dalam kekuatan cenkeraman bahkan pada orang yang berusia jauh lebih muda untuk menunjuk ke masalah kesehatan masa depan.  

Dr Rachel Cooper dari Medical Research Council's Unit for Lifelong Health and Ageing, yang memimpin penelitian ini mengemukakan,  langkah-langkah seperti ini dapat membantu para dokter mengidentifikasi mereka yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan di kemudian hari. [lip/independent/cha/hidayatullah.com]

7 Alasan Mengapa Harus Berhenti Merokok

7 Alasan Mengapa Harus Berhenti Merokok

E-mail Print PDF
Kata Nabi, Islam  melarang melakukan sesuatu yang membahayakan keselamatan jiwa orang lain. Merokok, salah satunya

Hidayatullah.com--Merokok telah menjadi gaya hidup bagi banyak pria dan wanita, bahkan termasuk anak-anak dan kaum remaja hampir di seluruh pelosok dunia. Meski mengandung bahaya besar, benda kecil ini rupanya banyak digemari. Sayangnya, kebiasaan merokok telah mengakibatkan banyak penyakit. Bahkan meski menyadari bahaya merokok, orang-orang di seluruh dunia masih terus mengisap belasan milyar batang rokok setiap harinya.

Jumlah perokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi di dunia. Jumlah perokok di negara-negara berkembang jauh lebih banyak dibanding jumlah perokok di negara maju. Angka yang sangat memprihatinkan mengingat akibat buruk dari merokok baru akan dirasakan dalam jangka panjang.

Kandungan Sebatang Rokok

Nikotin merupakan zat utama yang terdapat pada rokok. Namun, lebih dari 700 jenis bahan kimia tambahan kemungkinan digunakan oleh perusahaan rokok untuk menambah kenikmatan merokok. Beberapa bahan bahkan begitu beracun sehingga beberapa pabrik rokok besar biasanya akan memiliki standar yang tinggi untuk membuang bahan-bahan beracun yang sangat berbahaya tersebut.

Perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.

Selain itu, asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, termasuk arsenik, aseton, butan, karbon monoksida, dan sianida. Asap rokok yang dihirup oleh perokok maupun perokok pasif akan menganduk 43 zat yang diketahui menyebabkan kanker. Itu sebabnya bagi perokok pasif bisa mendapat dampak negatif yang lebih mengerikan jika asap rokok dihirup mereka.

Kerugian Akibat Rokok

Alasan keharaman rokok yang disampaikan banyak ulama karena setelah dalil i'tibar menyimpulkan berbagai bahaya merokok dan secara ilmiah. Penelitian menunjukkan, ssetiap batang rokok mengandung lebih dari 4.000 jenis racun berbahaya. 

Dalam al-Quran, Allah berfirman, "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan." (Al-Baqarah: 195). Dalam konteks ayat ini, merokok termasuk perbuatan yang mencampakkan diri sendiri ke dalam kebinasaan.

Berikut ini beberapa penyakit dan dampak negatif yang disebabkan karena merokok:

Penyakit Jantung

Rokok juga merupakan salah satu penyebab utama serangan jantung. Kematian seorang perokok akibat penyakit jantung lebih banyak dibanding kematian akibat kanker paru-paru. Bahkan rokok rendah tar atau rendah nikotin tidak akan mengurangi risiko penyakit jantung. Karena beberapa dari rokok-rokok yang menggunakan filter meningkatkan jumlah karbon monoksida yang dihirup, yang membuat rokok tersebut bahkan lebih buruk untuk jantung daripada rokok yang tidak menggunakan filter.

Nikotin yang dikandung dalam sebatang rokok bisa membuat jantung Anda berdebar lebih cepat dan meningkatkan kebutuhan tubuh Anda akan oksigen. Asap rokok juga mengandung karbon monoksida yang beracun. Zat beracun ini berjalan menuju aliran darah dan sebenarnya menghalangi aliran oksigen ke jantung dan ke organ-organ penting lainnya. Nikotin dapat mempersempit pembuluh darah sehingga lebih memperlambat lagi aliran oksigen. Itu sebabnya para perokok memiliki risiko terkena penyakit jantung yang sangat tinggi.

Kanker Paru-Paru

Asap rokok dari tembakau mengandung banyak zat kimia penyebab kanker. Asap yang diisap mengandung berbagai zat kimia yang dapat merusak paru-paru. Zat ini dapat memicu terjadinya kanker khususnya pada paru-paru. Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling umum yang diakibatkan oleh merokok. Penyebaran kanker paru-paru dalam tubuh terjadi secara senyap hingga menjadi stadium yang lebih tinggi. Dalam banyak kasus, kanker paru-paru membunuh dengan cepat.

Emfisema

Perokok berat yang sudah bertahun-tahun akan mengalami emfisema. Emfisema merupakan penyakit yang secara bertahap akan membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Jika paru-paru kehilangan keelastikannya, maka akan sulit untuk mengeluarkan udara kotor. Tanda-tandanya adalah mulai mengalami kesulitan bernapas pada pagi dan malam hari. Lalu mudah terengah-engah. Tanda lainnya adalah sering mengalami flu berat, disertai dengan batuk yang berat, dan mungkin dengan bronkhitis kronis. Batuknya sering kali tidak berhenti dan menjadi kronis.

Lebih Cepat Tua

Hasil penelitian terhadap para perokok menunjukkan bahwa wajah para perokok pria maupun wanita lebih cepat keriput dibandingkan mereka yang tidak merokok. Proses penuaan dini tersebut meningkat sesuai dengan kebiasaan dan jumlah batang rokok yang dihisap. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa para perokok berat memiliki keriput pada kulit hampir lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan proses penuaan dini sudah dimulai bagi para remaja yang merokok seperti kulit keriput, gigi menguning, dan nafas tak sedap.

Kerusakan Tubuh

Dampak negatif merokok tidak hanya membahayakan paru-paru, jantung, dan saluran pernapasan. Kebiasaan merokok menurut penelitian bisa merusak jaringan tubuh lainnya. Belasan penyakit yang berkaitan dengan penggunaan tembakau bahkan mencakup pneumonia (radang paru-paru), penyakit gusi, leukemia, katarak, kanker ginjal, kanker serviks, dan sakit pada pankreas. Penyebabnya karena racun dari asap rokok menyebar ke mana-mana melalui aliran darah. Merokok dapat mengakibatkan penyakit di hampir setiap organ tubuh.

Merugikan orang lain

Jangan keliru, sebuah peneliti asal Jepang, Kota Katanoda menemukan,  perokok  pasif jsutru dua kali lipat terkena penyakit dibanding perokok aktif. Hal ini disebabkan karena perokok pasif cenderung terkena 30 persen lebih tinggi daripada perokok aktif.

Yang sering tak disadari oleh pecandu rokok, mereka  bisa  menyebabkan kematian orang lain.

Peneliti juga menyimpulkan bahwa kanker paru-paru disebabkan oleh prokok pasif meneyebabkan sekitar 1.500 wanita dan sekitar 650 laki-laki meninggal dunia setiap tahunnya di Jepang. Para peneliti mengatakan bahwa sekitar separuh kematian perokok pasif diperkirakan berasal dari menghirup asap rokok di tempat kerja.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini juga merilis, bahwa perokok pasif turut menyumbang 1 persen jumlah kematian global di seluruh dunia. Jumlah ini berarti ada sekitar 600.000 perokok pasif yang meninggal setiap tahun akibat kebiasaan merokok orang lain.

Dalam Islam sendiri terlarang melakukan sesuatu yang membahayakan keselamatan jiwa orang lain. Rasulullah saw. Pernah bersabda, "Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan tidak boleh pula membahayakan orang lain." (HR. Ibnu Majah dari kitab Al-Ahkam 2340).

Mememorotin Belanja Harian

Yang jelas, mengkonsumsi rokok jelas mengurangi pendapatan harian. Lebih baik digunakan untuk belanja harian yang jauh lebih penting daripada hanya bermain-main asap racun.[kpi/cha/hidayatullah.com]