Rabu, 01 Desember 2010

Kabur, akibat Jadi Pelampiasan Orangtua

Kabur, akibat Jadi Pelampiasan Orangtua
Rabu, 1 Desember 2010 | 10:36 WIB
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi: Ketika anak tidak tahan di dunia baru yang asing, dia bisa kabur dari rumah atau menyiksa diri sendiri.
JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang anak bisa saja berbuat nekat, kabur dari rumah orangtuanya. Seperti halnya Nabila Amalia Putri (10) yang ditemukan telantar di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (Tol JORR) TB Simatupang, Jakarta (30/11/2010) setelah kabur dari rumahnya di Tangerang Selatan.
Peristiwa kaburnya anak dari rumah orangtua tersebut, menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Hadi Supeno, kerap terjadi. Terdapat tiga hal yang sekiranya menyebabkan anak nekat kabur dari rumah. Dikatakan Hadi, yang pertama menyebabkan anak kabur adalah sikap orangtua yang terlalu protektif atau merasa sepenuhnya berkuasa atas anaknya.
"Terlalu protektif, merasa kekuasaannya, dia yang melahirkan, dia yang merawat, anak harus ikut apa kata orangtua," ujar Hadi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (1/12/2010).
Kedua, lanjut Hadi, anak kerap menjadi pelampiasan kemarahan atau ketidakpuasan orangtua. Terkadang karena tidak tahan menghadapi tekanan sosial, tekanan ekonomi, atau konflik internal keluarga, anak menjadi sasaran empuk tindak kekerasan orangtua.
"Karena tidak puas kepada suaminya, hubungan dengan tetangga, yang jadi pelampiasan kelompok rentan, yaitu anak," ungkap Hadi.
Dan yang ketiga, adalah eksploitasi terhadap anak yang dilakukan orangtua. Seperti dialami pesinetron Arumi Bachsin, yang kabur dari rumah karena merasa dieksploitasi orangtuanya.
Sementara untuk kasus Nabila, Hadi melihat bahwa penyebab kaburnya Nabila adalah sikap orangtuanya yang menjadikan dia pelampiasan kegagalan mereka menghadapi tekanan hidup.
Seperti diberitakan, Nabila kabur dari rumahnya karena merasa tidak tahan menghadapi siksaan dari ayah kandung dan ibu tirinya. Nabila mengaku sering dipukul pada kepalanya jika tidak segera melaksanakan perintah orangtuanya. Dengan modal nekat, anak usia 10 tahun itu melarikan diri mencari ibu kandungnya yang ternyata tidak berada di Indonesia. Ibu kandung Nabila, Hanik, menjadi tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar